Baru saja semester ini berakhir. Aku butuh refreshing , hanya ingin lepaskan semua
kemelut yang senantiasa menari-nari di fikiran tapi terancam batal karena
adikku akan mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi disini. Eits, bukan
berarti ini adalah hal yang menyebalkan, akan tetapi artinya aku akan bertahan
dikota ini untuk beberapa hari kedepan (lagi).
Entah kenapa, aku merasa kota ini terlalu kejam. Dengan
bangganya mempertontonkan penjahat-penjahatnya, penjahat dari semua bidang nya.
Yaa, kurasa kamu mengerti maksudnya karena aku tak ingin berikan penjelasan apapun
tentang kota ini. But, I haven’t choice
for that. I have to stay here for the sake of my education, or perhaps for the
sake of my future. Whatever, tapi disini deretan tantangan
hidup menantiku. Mau tau? Yakin? Aku rasa terlalu berat untuk dibahas. Ah sudahlah, aku hanya ingin bercerita
tentang dia.
Ya, DIA. Selalu dia menjadi puncak segalanya. Hidupku tanpa
semua embel-embel kecil tentangnya mungkin akan berjalan baik. Kenapa tidak,
segala urusan aman dan ku jalani hidupku dengan bahagia, apalagi jika dia mau
mendampingiku. Aah, lagi-lagi aku bermimpi. Kenapa kamu diam saja? Kenapa tidak
bangunkan aku dari mimpi ini? mimpi yang terlalu indah, mungkin.
Jika dia izinkan, aku akan bercerita dengan dia saja. Bercerita
tentang hati, perasaan, dan entah apalagi kata yang dapat mewakili bagianku
yang terlalu halus ini, yang tak mampu lagi menerima sakit.
Hei kamu, apa masih saja tak peduli dengan ini? dengan
rasa galau ku, dengan risaunya aku, dengan perasaan ku, perasaan cintaku, atau
apa mau peduli dengan sakitnya aku? Aku tak butuh diammu. Aku butu cintamu, untuk damikan hati ini,
tenang bahkan nyaman. Hanya berharap, dank u tak pernah paksakan semuanya. Ku tak
pernah paksakan kau menjadi milikku. Hanya ingin disampingmu. Begitu beratkah? Terlalu
sulitkah?
Banyak asa yang telah ku rangkai, hanya dengan mu
rasanya semua akan indah tapi belum tentu mampu terwujudukan. Sangat indah jika
ku bayangkan. Itu yang selalu menghantuiku, bahkan dalam menjadi bunga-bunga
tidurku. Dantanpamu, apa kamu tau yang
terjadi padaku?
Banyak duka yang berlalu, banyak asa yang tak jadi dan
banyak nya bunga kehidupan yang mampu membuatku menetaskan air mata. Bukan terlalu
manja, tapi aku berharap dengan menangis bisa mengurangi bebanku. Apa harus
ditambah dengan asa tentang mu?
Jangan begitu sayang, aku hanya sedikit meminta. Meminta rasa,
yang sedikit dulu pernah buat ku tenang. Yang kamu tau, itu bukan cintamu
bukan, hanya sekedar di dekatmu membuat ku bahagia. Meski harus menahan banyak
cerita-cerita. Karena tetesan air mata ini sekarang bukan hanya milikmu saja, terlalu banyak yang meminta nya ini untukku
tetes dan teteskan lagi. Perjalanan ini masih panjang dan entah dimana aku bisa
singgah, untuk dapat berhenti sekejap dan menjalani (lagi) tanpa memakai tetesan
air mata. Jika telah ku temukan, akan kutelusuri dengan bahagia ku, yang telah
kamu ciptakan untukku. Meski kamu tidak akan pernah untukku, sejauh apapun itu.
Dan aku pasti kembali, kembali menemuimu untuk antarkan sejuta terimakasih atas
bahagiaku, nanti. Entah kapan itu,
tetapi aku yakin, ITU PASTI .