Selasa, 11 Desember 2012

TERPERANGKAP KOTA MATI





Aku nyaris terperangkap dalam film pendek yang tercipta denganmu. Suatu keadaan yang mampu menggambarkan seluk beluk cerita cinta, yang kita juga tak tau kenapa bisa tercipta. Semuanya tersusun begitu indahnya. Rapi. Tanpa kusadari ku telah menikmatinya. Di kala canda terselip tawa, penuh arti, dan tak ada yang mampu menerjemahkannya. Jatuh cinta. Apa itu jatuh cinta? Entahlah, aku telah lama tak merasakannya, maksudnya tak ingin merasakannya.

Lalu kenapa kini? Apa kurasakan lagi cinta? Walau ku tau ini sebenarnya tak nyata. Kita hanya bertemu, lalu berkata tentang cinta. Dari hidup(ku) yang palsu di kota mati.

Kota mati. Kenapa terdengar aneh? Ya, sekarang aku menyebutnya kota mati. Ketika suasana aku tak menegenal cinta, aku tak mengenal keramahan, aku tak mengenal kelembutan, aku tak merasakan ketulusan, dan aku tak tau bagaimana itu kejujuran. Aku bisa saja tiba-tiba berada di kota ini, bahkan ketika aku merasa tak memiliki tempat lagi di kehidupan yang terkenal akan keindahan nya.

Tapi aku tak ingin terlalu lama di kota (mati) itu. Aku tak ingin berada di suasana itu. Namun tak kutemukan jembatan abadi yang bisa kusebrangi. Sehingga tak ku kenali lagi kota yang dipenuhi oleh kefanaan ini.

Dan itu, KAMU. Kamu jembatan itu (fikirku). Apa karena itu aku mudah saja terperangkap? Karena aku segera ingin bertemu jembatan itu. Sehingga ku bisa rehat sejenak dari perjalanan itu, rehat di rumah hatiku.

Dan apakah kamu tau? Aku telah menyiapkan rangkaian indah. Untuk film pendek kita selanjutnya. Bahagianya. Dengan senyum yang ku ciptakan seindah mungkin dan dengan menari-nari kecil di kamarku. Sesaat aku serasa berada di kota terindah. Aku tak akan kembali lagi ke kota mati itu.

Tapi, semua khayalanku sirna. Ketika mendengarkan ringtone lembut dari handphone kecilku. Sebuah pesan pendek :

            “Aku rasa kita hanya akan berteman.”

Aku termangu dan terpaku di tempat. Termangu karena aku tidak menemukan jembatan abadi itu.  Dan disaat ku tersadar, aku melihat kesekelilingku. Suasana itu datang lagi. Suasana Kota Mati.