Tetesan
air mata temani aku malam ini. dibalik semua sikap penolakan yang kamu berikan
untukku. Kali ini aku terlalu rapuh, untuk menghadapi sosok kamu, selalu
(hanya) kamu. sekalipun ku katakan begitu, aku terlalu, terlalu, terlalu mencintaimu.
Mencintaimu
dalam diam, dalam ceriaku, bahagiaku dan juga sedihku. Mencintai dengan
sederhana, tidak dengan kesempurnaan. Aku mencintaimu dengan segala kekuranganku,
apa itu yang tak kamu sukai? Apa benar hanya itu? Jika iya, aku memang harus
pergi.
Apa
itu pilihan terbaik? Aku rasa iya, tapi aku tak mampu. Kamu bisa saja melihat
dari saat-saat kamu beranjak pergi. Aku mulai jatuh, tak berdaya, dan aku
merasakan dunia tak lagi milikku. Dunia ku hanya kamu, bersama kamu dan tentang
kamu. Apa kamu (juga) rasakan itu? Ku rasa tidak, kamu tidak rasakan itu. Buktinya
semua berlalu. Kamu berlalu pergi sementara aku tak inginkan kamu jadi milikku
karena ini (hanya) lah cinta sederhana.
Aku
bisa berkata salah jika ada yang berkata “Cinta Tak Harus Memiliki” tapi aku
berani berkata benar, ketika aku hanya dihadapkan denganmu. Sederhana bukan?
Semua
tentang mu tak buat ku sanggup berlalu pergi, aku selalu bahagia di lingkaran
ini, di lingkaran kehidupan mu. Aku tak akan meminta lain, aku tak akan meminta
kamu adalah status istimewa ku tapi cukup sekedar orang yang istemewa dihatiku.
Masih sederhana?
Apa
kamu sudah mengerti arti sederhana ku?
Aku
yakin kamu belum akan mengerti, ketika kamu masih dalam sikapmu ini. sikap yang
berhasil buat aku jatuh terpuruk dan tak (pernah) bisa bangkit lagi. Karena cinta
sederhana ini hanya untukmu.
Aku
tidak hanya berkata kini tapi juga
nanti. Karena lagi-lagi kamu tau, cinta sederhana ku hanya – ssssstt - hanya aku?
- Ya, kamu benar. Hanya kamu.
Kenapa kamu mampu
menjawab? Apa kamu sudah mengerti dengan perasaaanku? Apa kamu tak kan beranjak
jauh dariku?
Jangan
pernah bertanya kenapa aku tak ingin kan kamu jauh dari ku. Aku tersiksa
tanpamu. Masih tidak mengerti? Aku tersiksa dengan tak melihatmu, tak mendengar
suara mu dan tanpa namamu. Aku tersiksa jika uh entahlah. Yah ini masih cinta
sederhanaku.
Cinta
sederhana hanyalah cinta tak menuntut dan tidak mengharap apa-apa.
Itu bagiku.
Aku tidak menuntut dan mengharapkan mu menjadi sesuatu ku. Hanya inginkan semua
nya berjalan normal. Ketika semuanya berjalan normal semuanya akan terasa
indah. Dan aku, akan merasakan. Ini indah
dan sangat sederhana.