Rabu, 21 Januari 2015

Cerita Hati




Mengertilah hati, tak selayaknya kau jatuhkan lagi diri ini pada tempat yang salah. Dia tak tercipta untukku, namun masih saja kau inginkannya.

Tutur kata dan senyum yang dihidangkan untukku hanya sebuah ungkapan pertemanan sejati. Aku tahu itu, aku bisa merasakan, meski disaat ku pun merasa kecewa. Dia memilikinya, tak kan ku miliki. Dia dan kita tak kan sama. Dia terlalu istimewa untuk kita saingi. 

Berhentilah membuatku tak tahu diri, wahai hati. Perjalanan singkat ini mungkin saja membuatku mati. Lebih tepatnya benar-benar mati. Karena kita sama-sama sadar bahwa belum ada tempat yang tepat untukmu menjatuhkan diri.

Aku lelah, kembali membenahi mu berkali-kali. Sementara yang kau alami kemarin dan kemarin nya lagi belumlah sembuh. Hargai sedikit usaha ku untuk menghapus setiap luka yang memunhi tubuhmu. Aku ingin kita bersama-sama kembali merasakan bahagia.

Kebahagiaan yang sederhana, kita bisa tersenyum, kita bisa tertawa, ataupun kita ingin menangis tentu kita akan tetap bersama. Jika denganmu, mungkin aku akan sedikit lebih merasa ada.

Hingga kita semakin merasa ada, apabila nanti kau temukan tempat ternyaman untuk kau tempati, nanti.  Sementara ini, jangan sakiti dirimu. Hingga kita selalu bahagia. Iya, bahagia. Karena hanya akan ada kau dan aku. Meski nanti kita kan bersamanya, akan selalu ada kau dan aku di cerita hati.

Itu yang pasti.


Aku Cemburu, Sayang




Berkali-kali ingin ku katakan,
Aku cemburu, sayang
Ketika inginmu tak lagi untukku,
Ketika harapmu tak hanya untukku,
Ketika perhatianmu tak lagi tertuju padaku.

Sungguh, sedikit pun tak ingin memaksakan,
Nyatanya hati ini memang belum sepenuhnya siap untuk mencinta lagi,
Rasa akan jatuh lagi dan lagi, terlalu menghantui
Namun, aku cemburu sayang,
Ketika hal ini pun buatmu berlalu pergi

Minggu, 04 Januari 2015

Suatu kali,



Suatu kali,

Satu persatu kamu mencoba menceritakan masa lalumu. Setelah itu aku pun menceritakan masa lalu ku. Kita bercerita tentang banyak hal, menceritakan apa yang akan kamu lakukan dan apa yang akan aku lakukan kedepannya.  Kita bercengkrama terlalu asik sampai aku lupa kalau kita hanya menceritaka tentang aku dan kamu, saja. Tanpa disadari kita juga janji untuk saling mengenal lagi. Meskipun kita belum bercerita tentang hidup yang ada disekeliling kita.

Aku masih ingat, 
saat itu kamu juga berhasil meminta hati ini untuk mengenali mu lebih jauh. Disaat trauma ku untuk dapat mempercayai seseorang masih belum sembuh. Ya, aku menceritakan banyak hal tentang kisah cintaku, termasuk menceritakan beberapa orang yang mencoba mendekatiku selain kamu. Kamu cemburu. Aku rindu cara kamu cemburu padaku. Sangat rindu.

Aku rindu, suatu kali itu.

Aku sangat merindu.




Tak pernah bertemu raga, hanya beberapa saat bercengkrama, namun aku rindu.
Aku rindu caramu meminta hatiku,
Aku rindu caramu mencemburui aku,
Aku sangat rindu

Wajarkah rasa ini? Jika wajar, kenapa kamu berlalu pergi?