Lalu, pada malam kelam di kota ini aku menitip rindu.
Aku bahagia, bukan karena siapa-siapa.
Aku bahagia, telah benar- benar terjatuh lalu kembali bangkit.
Aku bahagia, ketika aku menelan pahit tanpa mengernyitkan dahi.
Aku bahagia, ketika aku tak kan meratapi hari ini (lagi).
Kota ini bagaikan ayah, bukan ibu tiri.
Dekap aku dengan apa yang kau lihat. Dekap aku dirapuhnya kenyataan-kenyataanku. Tapi tak pernah sedetik pun melupakan ku.
Rindu ini kejauhan ayah. Maaf di detik ini, rindu ku tertinggal disini.
Jakarta, November 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar