Detik
ini juga aku merasakannya lagi. Rasa sakit yang pernah terasa beberapa waktu
yang lalu. Atau mungkin saja ini bekas luka yang lalu yang kembali lagi tersayat.
aku tak terlalu mengerti sebabnya, tapi ini benar adanya.
Aku
masih ingat waktu itu, ketika aku
merasakan sakitnya mencinta, tetapi tidak dicinta. Tak terbalas? Ya, kamu
benar. Hanya saja lebih sakit lagi kalau aku ungkapkan ini adalah cinta tak
terbalas, makanya ku sebutkan dengan sedikit halus. Mencinta tetapi tisak
dicinta J
Saat
itu aku terlalu gampang berfikir, jika aku cinta, aku akan mudah
mendapatkannya. Semuanya diartikan dengan begitu mudah dan dikemas dalam bentuk
yang sangat simpel. Lalu aku membangun segunung harapan, jika aku menjadi ini,
jika aku menjadi itu, jika aku bla bla bla, dan jika aku bisa menjadi sesuatu
untuk orang yang aku cintai. Jadi yang sesuatu yang special di hidupnya. Dan dengan
sangat simple juga aku menerima balasan dari pemikiranku yang terlalu singkat itu.
Kenyataan nya aku tak pernah bisa memiliki orang yang benar-benar aku cintai, saat
itu. Terluka nya darimana? Terlukanya
dari aku, dari dalam diri ini yang pernah merangkai mimpi-mimpi dengannya. Ya,
aku terluka karena ulahku sendiri.
Saat
ini, kisah itu pun berulang. Kisah ini berulang denganmu, orang yang ku kenal
sudah sejak lama. Tetapi kita bertemu lagi di suasana berbeda, mungkin aku membahasakannya
begitu. Dan sebaliknya, entah bagaimana kamu membahasakannya dalam kehidupan
kamu akan pertemuan kita. Aku tau kamu tak menerima, ini dengan mudah terbaca
dengan apa yang aku dapatkan saat ini. kamu bahkan tak pedulikan perasaan yang
berkecamuk di hati ini. Benarkan? Tak perlu kamu jawab. Aku bisa menebak dari
cara pandang mu dan sikapmu. Sudahlah, bubar saja semuanya. Lalu kamu mau apa? Aku butuh waktu sejenak,
untuk menghnacurkan kembali tumpukan harapan-harapan ku denganmu, yang mungkin
saja sudah menggunung juga. Agar kamu bahagia dan aku akan lupakan semua. Segitu
baiknya aku? Kamu salah, akan ku ulangi. Agar aku bahagia dan tidak akan
terluka lagi, hanya karena ulah ku sendiri. Dan aku juga tak akan pernah berfikir
lagi bahwa cinta itu ada masalah yang mudah dan simpel. end