Jumat, 18 Januari 2013

RINTIHAN HATIKU DISEMBILANBELAS JANUARI




Semakin malam datang, aku semakin terpuruk sepi. Aku tenggelam dalam suara jangkrik  yang mengusik malam. Entah apa yang mereka inginkan, sementara aku masih saja terdiam.  Karena jakrik hanya mengusik sepersepuluh dari malam ini. Sembilan bagiannya masih tenang dan mampu menenggelamkan hatiku.

Pikiran ini melayang jauh, entah kemana. Teringat akan hati yang saat ini butuh oksigen baru untuk bernafas, sesak didada yang tak pernah tau apa penyebab pastinya. Apa karena cinta?

Bisa saja. Banyak cinta yang tak pernah terbalaskan menurutku. Cinta untuk sahabat mungkin. Yah, memang itu. Aku merasa sendiri. Mendorong semangat yag semakin terasa berat. Aku bukan wanita yanag selalu kuat, yang mampu memikul semua beban dan setiap kali aku mampu menepisnya dengan senyuman. Kenapa aku harus mendapatkan pengkhianatan jika aku selalu berusaha menyodorkan ketulusan. Kenapa aku harus berpura-pura semua nya akan baik-baik saja jika akhirnya  aku hanya selalu terdiam dikala malam datang menghampiri.

Air mata pun sering bergulir ketika hati ini telah lelah  merasa. Merasa semua cinta yang akhirnya terbuang sia-sia. Dengan lirih aku berkata, “Ma, aku ingin tinggalkan masa mudaku, jika ternta semua sakitku ada disini”.  

Permintaan bodoh memang, tapi ini entah sudah berapa kali ku lontarkan. Aku rindukan masa kecilku. Yang tak satupun yang mampu goreskan luka dihatiku. Bahkan aku bisa tersenyum dan tertawa semauku. Tak kenal lelah. Tapi ibu selalu berkata, ini cara tuhan menciptakan manusia yang sebenarnya nak dan ini harus kamu lalui.

Kembali lagi ku terdiam. Tak mampu berkata jika ternyata hingga sakit yang tak terlihat ini pun adalah skenario tuhan yang disusun untuk mendewasakanku. Disertai cucuran airmata dan sebuh senyuman kecil yang kupaksakan aku berkata “dengan ikhlasku, ku berusaha jalani semua”. Semoga. Semoga usahaku tak sia-sia.   



Tidak ada komentar:

Posting Komentar