Minggu, 08 Februari 2015

Aku Bisa :)




Tak ada yang harus aku sesalkan. Senyatanya, rasa yang hadirpun adalah anugerah tuhan. Cukup rasakan dan nikmati saja. Semuanya akan berjalan dengan semestinya.

Banyak yang mengatakan bahwa apa yang datang dan pergi dalam hidup telah diatur oleh-Nya. Semuanya punya tujuan tertentu. Tidak sekadar teori memang karena aku pun mempercayai itu. Hidup ku adalah milik-Nya. Berkali-kali aku terjatuh, terseok-seok bahkan rasanya mau mati demi perjuangan cerita hidup ini. Nyatanya hingga hari ini mampu ku lalui.

Hari ini pun rasa nya menggilakan,
Apa artinya rasa ku padamu hadir di saat ini? Sementara aku tak bisa memilikimu. Mungkin, aku bisa. Dengan melakukan apa saja sesuka ku tapi aku tak sekejam itu.

Rasa ini tulus adanya, datang tiba_tiba tanpa terencana. Awalnya kita hanya bercengkrama, mencoba menikmati sisa waktu senggang yang ada dengan bahagia. Sejatinya, aku selalu begitu. Mengisi hari-hariku sedemikan rupa hingga hari-hari ku dengan cara ku sendiri.
Mungkin dengan cara tetap bertemu orang-orang baru dalam hidupku, baik nyata ataupun tidak. Mendengar music, menonton film, jalan kesana kemari sesuka ku dan berbagai cara lainnya. Hasilnya akhirya tetap satu, Bahagia.

Terlihat mudah bukan?

Ya begitu mudah, namun terasa sulit saat aku mengenalmu. Hari ini, aku bahagia hanya ketika aku bercengkrama dengan mu.

Apa-apa an ini?? Apa aku jatuh cinta? 

Entahlah,
Dengan jawaban ya ataupun tidak,  aku akan tetap berdiri disini menikmati apa yang ada. Tak akan mengusikmu dan dia. Tetap akan menciptakan bahagia ku sebisanya. Karena aku selalu yakin, apapun itu aku bisa lalui tanpa mengusik orang lain.
Dan, aku bisa :)

Kamis, 05 Februari 2015

Apa yang kamu inginkan?




Masih ingat?
Waktu kecil, masih balita. Mungkin kita tak mengingat apa-apa, tapi bisa kita lihat pada balita lainnya.
Si kecil mungil anak ibu yang tersayang, pasti sangat ingin tau dengan apa yang ada dihadapan nya.
 Saat melihat ibu menyuapi makan, kita ingin tau “ibu menyuapi dengan apa?” lalu mencoba menyentuh sendok mini yang digenggam ibu.
Saat melihat ibu memandikan, kita ingin tau “apa yang ibu tuangkan ke tangannya dan kemudian diusapkan keseluruh badan ini?” kemudian tangan mungil ini pun menyentuh botol sabun yang kembali ibu taruh.
Saat melihat ibu berjalan kemana-mana dengan sigapnya, kita juga ingin bisa menyaingi ibu. Perlahan belajar bangkit, gunakan dua kaki mungil itu lalu menari-nari dan mulai berlari-lari hingga nanti bisa membuntuti ibu kemana-mana.

Apa yang kita ingin kan dari hal itu?
Lalukan apa yang menarik perhatian kita dan kemudian kita tersenyum bahagia.

Kemudian, kita menjadi anak-anak yang hobi bermain.
Duduk dibangku sekolah dasar, dengan seragam putih dan merah. Menuju sekolah menengah pertama dengan seragam putih biru, kemudian ke jenjang sekolah menengah atas dengan seragam putih abu-abunya.
Disekolah dasar dan disekolah menengah pertama, berlari kesana kemari dengan teman-teman. Lompat sana, lompat sini, rusak ini dan rusak itu. Lupakan segalanya. Lupakan baju putih ini akan digunakan esok hari tapi berdaki dan sudah kumal akibat lari-larian tadi. Lupakan kalau-kalau ibu ngomel-ngomel melihat baju kumal dan meminta anaknya untuk segera makan sementara badan ii terlalu lelah dan hanya ingin mersaka empuknya kasur di siang itu.
Di sekolah menengah atas, pulang sekolah mampir kesana kemari. Coba ini dan coba itu, lihat ini dan lihat itu. Lakukan apapun itu, bahaya ataupun tidak bukan urusan ku. Nah lho? Urusan siapa lagi?
Ya ini, urusan ibu. Lakukan apapun itu sesuka hati. Yang anak tau, hati senang dan bahagia. Selanjutnya urusan ibu. itu yang kita inginkan saat itu.

Beranjak dewasa,
Nikmati apapun yang ada dihadapan mata. Lakukan apalagi yang akan membuat mu bahagia. Tapi apa yang membuat aku bahagia?aku menginginkan hal apa lagi?

lalu,
Apakah masih ada ibu ?
Tidak nak,
Saat itu, Ibu sudah menjadi tua dan bahagia akan mengikutinya.

Bagaimana tidak? Selama ini bahagiamu selalu diiringi ibu.
Sadar kah?
Ingat kah?
Jika tidak, renungi apa yang telah kita lalui.

Ketika beranjak dewasa, bahagiaku adalah membahagiakan ibu.
Cukup lakukan, bahagiapun kembali menghampiri.

itukah yang ku inginkan?
Yaa, Aku ingin tetap bahagia,

2




Nyatanya, kehidupan tak seindah yang kau paparkan di hadapan ku, bu. Indah tak tertandingi.
Yang tak indah, kau sulap jadi cerita dongeng. Hal-hal yang tak boleh ku percayai.

Menenangkan.

Tapi apakah ibu sadar? Aku pun harus lalui ini. 
Nanti, meski tanpa mu.

Mohon jangan sembunyikan apapun dariku. 
Kuatkan aku.


AKU MENGALAH, BU


Ada masanya aku harus mengalah dengan waktu, bu.
Apa yang aku lihat, apa yang aku rasa tak mampu terselaraskan dengan hati ini.
Semampuku, aku tak pedulikan siapa yang ada disampingnya, hingga aku terbuai dengan setiap kata yang ditujunya untukku saat itu.
Aku yang terlena atau aku yang tak teriringi lagi oleh logika. Sadar akan dirinya yang telah berpunya, namun ku cinta.

Kata-katanya indah,
     “bahkan orang yang menjalin hubungan bertahun-tahun saja bisa berlalu dan tak sejalan lagi”

Aku serasa diberi angin surga, bu.
Rasanya ia beriku kesempatan untuk mengecap hatinya. Walau ada kata nanti yang tak terucap. Klise, dapat ku tangkap.
Entah benar, perasaan yang ada begitu tulus. Merasuki denyut nadi ku dan tak mampu terpisahkan lagi.

Hari ini, mungkin benar. Aku jatuh cinta lagi.
Suasana hati yang hanya ku rasa ribuan hari yang lalu.
Aku terhanyut oleh waktu.
Ada dia dan hatiku (lagi).
Bercengkrama dan aku merasa kembali ada.

Salahku juga, memang.
Aku lupakan kehadiran bidadari itu disampingnya. 
Hingga aku terluka lagi.
Berhari-hari aku serasa dipukuli, ditampar bahkan di cerca, bu. Dia sudah ada yang punya.
Tapi apa arti indah yang kurasa di beberapa waktu ini, bu?
Permainan semata?
Aku rasa cukup.
Lemah sekujur tubuh ini, hati ini benar-benar hampir tak bernyawa.

Aku, menyerah karena waktu.

Andai saja, tak ada waktu yang mengantarku untuk mengenalnya.
Andai saja, tak ada waktu yang terlalui ditemani tutur katanya.
Andai saja, tak ada waktu yang terindah yang ku nikmati dengan bodohnya.

Dan hari ini aku harus mengalah karena semua itu, bu.
Mengalah