Selasa, 11 Desember 2012

TERPERANGKAP KOTA MATI





Aku nyaris terperangkap dalam film pendek yang tercipta denganmu. Suatu keadaan yang mampu menggambarkan seluk beluk cerita cinta, yang kita juga tak tau kenapa bisa tercipta. Semuanya tersusun begitu indahnya. Rapi. Tanpa kusadari ku telah menikmatinya. Di kala canda terselip tawa, penuh arti, dan tak ada yang mampu menerjemahkannya. Jatuh cinta. Apa itu jatuh cinta? Entahlah, aku telah lama tak merasakannya, maksudnya tak ingin merasakannya.

Lalu kenapa kini? Apa kurasakan lagi cinta? Walau ku tau ini sebenarnya tak nyata. Kita hanya bertemu, lalu berkata tentang cinta. Dari hidup(ku) yang palsu di kota mati.

Kota mati. Kenapa terdengar aneh? Ya, sekarang aku menyebutnya kota mati. Ketika suasana aku tak menegenal cinta, aku tak mengenal keramahan, aku tak mengenal kelembutan, aku tak merasakan ketulusan, dan aku tak tau bagaimana itu kejujuran. Aku bisa saja tiba-tiba berada di kota ini, bahkan ketika aku merasa tak memiliki tempat lagi di kehidupan yang terkenal akan keindahan nya.

Tapi aku tak ingin terlalu lama di kota (mati) itu. Aku tak ingin berada di suasana itu. Namun tak kutemukan jembatan abadi yang bisa kusebrangi. Sehingga tak ku kenali lagi kota yang dipenuhi oleh kefanaan ini.

Dan itu, KAMU. Kamu jembatan itu (fikirku). Apa karena itu aku mudah saja terperangkap? Karena aku segera ingin bertemu jembatan itu. Sehingga ku bisa rehat sejenak dari perjalanan itu, rehat di rumah hatiku.

Dan apakah kamu tau? Aku telah menyiapkan rangkaian indah. Untuk film pendek kita selanjutnya. Bahagianya. Dengan senyum yang ku ciptakan seindah mungkin dan dengan menari-nari kecil di kamarku. Sesaat aku serasa berada di kota terindah. Aku tak akan kembali lagi ke kota mati itu.

Tapi, semua khayalanku sirna. Ketika mendengarkan ringtone lembut dari handphone kecilku. Sebuah pesan pendek :

            “Aku rasa kita hanya akan berteman.”

Aku termangu dan terpaku di tempat. Termangu karena aku tidak menemukan jembatan abadi itu.  Dan disaat ku tersadar, aku melihat kesekelilingku. Suasana itu datang lagi. Suasana Kota Mati.

Minggu, 14 Oktober 2012

AKU HANYA BISA DIAM






Air mata ini pun jatuh lagi dengan mudahnya. Entah apa yang bisa menghentikannya. Setiap jeritan, setiap kisah, setiap ucapan, setiap umpatan. Aku himpun, aku tampung, lalu dengan mudah nya ku dengarkan. Aku buat “mereka” nyaman.

Lalu bagaimana denganku?

Jeritan ku, kisahku, ucapanku, dan umpatan ku, tentang hidup, perasaan dan mati. Aku hanya bisa diam. tanpa berkata apa-apa untuk “mereka”. Aku hanya tak ingin menyakiti “mereka” dengan semua jeritan ataupun kisah hidupku, ataupun menyakiti dengan ucapan ataupun dengan umpatanku ini. Apa aku hanya tercipta untuk dapat diam? tak ada yang bisa menjawab bukan?

Lalu,

Ku lihat sekeliling, banyak yang juga ikut merasa sakit, tapi kenapa tidak sepertiku? Setiap detik meneteskan air mata, setiap detik meratapi semuanya, tetap saja tak ada yang peduli. Aku bagaikan terkurung dalam sangkak penyiksaan ini. lalu mereka?

Kulihat sekeliling banyak yang ikut menangis, tetapi kenapa tidak sepertiku? Tidak berusaha tegar dan kuat. Dan mereka, seakan hanya mereka yang merasa.

Kulihat sekeliling, banyak yang (ikut tidak) diperdulikan, tapi kenapa tidak memperdulikan? Berusaha juga memperdulikan, untuk harapan di perdulikan. Itu usaha ku, usaha mereka?

Kulihat sekeliling, banyak yang dikhianati (katanya). Tapi kenapa tidak berusaha juga tidak mengkhianati.  Saat ini aku hanya bisa beredecak kagum, manusia benar-benar telah menampak kan kebolehannya.

Dan aku masih saja diam,

Aku tak tahu harus bagaimana. Mengikuti ketidak adilan itu?

Dan saat ini ku berfikir, aku butuh tuhan dan malaikat menuntunku. Menuntunku jauh dari dubia ini. menuju jalan kematian. Dan berakhir dari tempat terindah milik-NYA. Nanti. 

Selasa, 25 September 2012

HANYA AKU



Malam ini ku hanya terpaku. Terpaku kaku menatap nanar kearah layar monitor ini.

Menanti, hanya itu yang aku lakukan. Menanti setiap sapa yang selalu ku dapat dalam alam mimpi. Apa mungkin hanya sebatas asa? Ah, tidak. Aku tidak berharap begitu. Aku masih menikmati sapaan ramah yang kamu berikan di tiap malam di mimpiku. Sapaan lembut yang membuat aku merasa, aku memiliki.

Harapku. Meski ku tau kamu bahkan (tak) pernah menginginkan itu. Kamu masih saja bertahan dengan sikap kaku mu itu. Bertindak tak peduli dengan asaku, tidak peduli dengan letihku, tidak peduli aku lelah, bahkan sangat tidak peduli akan sakitku.

Karena nyatanya, asa, letih, lelah dan sakit itu memang hanya aku yang rasa,dan kamu tak peduli itu. 

Kamis, 16 Agustus 2012

Cinta Sederhana (Ku)



Tetesan air mata temani aku malam ini. dibalik semua sikap penolakan yang kamu berikan untukku. Kali ini aku terlalu rapuh, untuk menghadapi sosok kamu, selalu (hanya) kamu. sekalipun ku katakan begitu, aku terlalu, terlalu, terlalu mencintaimu.  

Mencintaimu dalam diam, dalam ceriaku, bahagiaku dan juga sedihku. Mencintai dengan sederhana, tidak dengan kesempurnaan.  Aku mencintaimu dengan segala kekuranganku, apa itu yang tak kamu sukai? Apa benar hanya itu? Jika iya, aku memang harus pergi.

Apa itu pilihan terbaik? Aku rasa iya, tapi aku tak mampu. Kamu bisa saja melihat dari saat-saat kamu beranjak pergi. Aku mulai jatuh, tak berdaya, dan aku merasakan dunia tak lagi milikku. Dunia ku hanya kamu, bersama kamu dan tentang kamu. Apa kamu (juga) rasakan itu? Ku rasa tidak, kamu tidak rasakan itu. Buktinya semua berlalu. Kamu berlalu pergi sementara aku tak inginkan kamu jadi milikku karena ini (hanya) lah cinta sederhana.

Aku bisa berkata salah jika ada yang berkata “Cinta Tak Harus Memiliki” tapi aku berani berkata benar, ketika aku hanya dihadapkan denganmu.  Sederhana bukan?

Semua tentang mu tak buat ku sanggup berlalu pergi, aku selalu bahagia di lingkaran ini, di lingkaran kehidupan mu. Aku tak akan meminta lain, aku tak akan meminta kamu adalah status istimewa ku tapi cukup sekedar orang yang istemewa dihatiku.  Masih sederhana?

Apa kamu sudah mengerti arti sederhana ku?

Aku yakin kamu belum akan mengerti, ketika kamu masih dalam sikapmu ini. sikap yang berhasil buat aku jatuh terpuruk dan tak (pernah) bisa bangkit lagi. Karena cinta sederhana ini hanya untukmu.

Aku tidak hanya berkata  kini tapi juga nanti. Karena lagi-lagi kamu tau, cinta sederhana ku hanya – ssssstt - hanya aku? -  Ya, kamu benar. Hanya kamu.

Kenapa kamu mampu menjawab? Apa kamu sudah mengerti dengan perasaaanku? Apa kamu tak kan beranjak jauh dariku?

Jangan pernah bertanya kenapa aku tak ingin kan kamu jauh dari ku. Aku tersiksa tanpamu. Masih tidak mengerti? Aku tersiksa dengan tak melihatmu, tak mendengar suara mu dan tanpa namamu. Aku tersiksa jika uh entahlah. Yah ini masih cinta sederhanaku.

Cinta sederhana hanyalah cinta tak menuntut dan tidak mengharap apa-apa.

  Itu bagiku. Aku tidak menuntut dan mengharapkan mu menjadi sesuatu ku. Hanya inginkan semua nya berjalan normal. Ketika semuanya berjalan normal semuanya akan terasa indah. Dan aku, akan merasakan. Ini indah dan sangat sederhana.

Selasa, 07 Agustus 2012

Untukmu...


Bukan rindu namanya jika dia tidak mengikat dan menyiksaku sebegini teganya. Setiap detik, menit, dan jam yang berlalu kali ini menghukumku. Menghukum ku dengan berjuta bayangmu yang tak tau aku, dimana nyatanya? Apa kamu tau? Jika iya, apa kamu bahagia tahu akan keadaan ini? Aku harap tidak, aku tak ingin kamu bahagia di atas suasana yang selalu menyiksaku. Yang harus kamu tahu, aku tidak bahagia dengan keadaanku.

Jangan jawab tanyaku dengan beribu alasanmu. Aku berusaha kok. Berusaha lepas dari bayang mu. Tapi semakin aku berusaha, kamu semakin menghantuiku. Eh, bukan kamu. tapi bayangmu yang semakin menghantuiku. Menghantuiku di setiap waktu. Apa kamu tau? Aku rasa tidaak. Oke, aku akan terima. Aku hanya tidak akan terima jika kamu tak mendengarkan kata ku kali ini.

Dengarkan,
Aku ingat waktu itu, waktu kala kita bertemu. Hanya di lengkapi sebuah senyuman, kamu pun tak menarik hatiku. Tapi kenapa kini? Semua berubah. Pertemuan dengan mu menjadi lebih indah, sedikit kamu beri perhatian, aku merasa bahagia. Apa hanya karena hati ini lagi sepi? Ah, ku rasa tidak. Semuanya masih indah ketika kamu tolak ku dengan sikapmu. Aku rasa begitu. Jika boleh berkata, berkata dengan pasti. Ini CINTA. Cinta yang sederhana, ataau cinta yang gila. Aku mencintai mu dengan apa adanya kamu. tak hanya melihat indah, tapi juga sakiit yang mampu terlihat. Dan kamu harus percaya itu. Harus. Karena rindu menyiksa ku karena cinta yang sederhana ini. 


Selasa, 26 Juni 2012

Mimpi di penghujung asaku






Baru saja semester ini berakhir. Aku butuh  refreshing , hanya ingin lepaskan semua kemelut yang senantiasa menari-nari di fikiran tapi terancam batal karena adikku akan mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi disini. Eits, bukan berarti ini adalah hal yang menyebalkan, akan tetapi artinya aku akan bertahan dikota ini untuk beberapa hari kedepan (lagi).

Entah kenapa, aku merasa kota ini terlalu kejam. Dengan bangganya mempertontonkan penjahat-penjahatnya, penjahat dari semua bidang nya. Yaa, kurasa kamu mengerti maksudnya karena aku tak ingin berikan penjelasan apapun tentang kota ini. But, I haven’t choice for that. I have to stay here for the sake of my education, or perhaps for the sake of my future.  Whatever, tapi disini deretan tantangan hidup menantiku. Mau tau? Yakin? Aku rasa terlalu berat untuk dibahas.  Ah sudahlah, aku hanya ingin bercerita tentang dia.

Ya, DIA. Selalu dia menjadi puncak segalanya. Hidupku tanpa semua embel-embel kecil tentangnya mungkin akan berjalan baik. Kenapa tidak, segala urusan aman dan ku jalani hidupku dengan bahagia, apalagi jika dia mau mendampingiku. Aah, lagi-lagi aku bermimpi. Kenapa kamu diam saja? Kenapa tidak bangunkan aku dari mimpi ini? mimpi yang terlalu indah, mungkin.

Jika dia izinkan, aku akan bercerita dengan dia saja. Bercerita tentang hati, perasaan, dan entah apalagi kata yang dapat mewakili bagianku yang terlalu halus ini, yang tak mampu lagi menerima sakit.

Hei kamu, apa masih saja tak peduli dengan ini? dengan rasa galau ku, dengan risaunya aku, dengan perasaan ku, perasaan cintaku, atau apa mau peduli dengan sakitnya aku? Aku tak butuh diammu.  Aku butu cintamu, untuk damikan hati ini, tenang bahkan nyaman. Hanya berharap, dank u tak pernah paksakan semuanya. Ku tak pernah paksakan kau menjadi milikku. Hanya ingin disampingmu. Begitu beratkah? Terlalu sulitkah?

Banyak asa yang telah ku rangkai, hanya dengan mu rasanya semua akan indah tapi belum tentu mampu terwujudukan. Sangat indah jika ku bayangkan. Itu yang selalu menghantuiku, bahkan dalam menjadi bunga-bunga tidurku.  Dantanpamu, apa kamu tau yang terjadi padaku?

Banyak duka yang berlalu, banyak asa yang tak jadi dan banyak nya bunga kehidupan yang mampu membuatku menetaskan air mata. Bukan terlalu manja, tapi aku berharap dengan menangis bisa mengurangi bebanku. Apa harus ditambah dengan asa tentang mu?

Jangan begitu sayang, aku hanya sedikit meminta. Meminta rasa, yang sedikit dulu pernah buat ku tenang. Yang kamu tau, itu bukan cintamu bukan, hanya sekedar di dekatmu membuat ku bahagia. Meski harus menahan banyak cerita-cerita. Karena tetesan air mata ini sekarang bukan hanya milikmu saja,  terlalu banyak yang meminta nya ini untukku tetes dan teteskan lagi. Perjalanan ini masih panjang dan entah dimana aku bisa singgah, untuk dapat berhenti sekejap dan menjalani (lagi) tanpa memakai tetesan air mata. Jika telah ku temukan, akan kutelusuri dengan bahagia ku, yang telah kamu ciptakan untukku. Meski kamu tidak akan pernah untukku, sejauh apapun itu. Dan aku pasti kembali, kembali menemuimu untuk antarkan sejuta terimakasih atas bahagiaku, nanti.  Entah kapan itu, tetapi aku yakin, ITU PASTI . 



Sabtu, 23 Juni 2012

Mencintamu


Keadaan ini mengingatkan ku akan sakitnya mencinta. Hal yang mungkin tak kan pernah ku ingat lagi. Tapi sekarang kembali ku rasakan. Memang tanpa sadar, kurasakan kembali tak dapat memiliki. Saat-saat yang dengan bangganya ku katakana, “ dulu, aku tak pernah merasakannya”. Dan kenyataannya, ini adalah ke dua kalinya ku tak dapat menggapai cintaku.

                Saat pertama ku rasakan, aku berhenti mencinta tapi kenapa? Kenapa aku bisa berkata aku mencintaimu?? Tiba-tiba rasa itu ada, rindu jika tak bertemu. Resah ketika melihatmu tapi tak disampingmu.  Sepi jika tak mendengar suaramu. Apa salah jika kusimpulkan ini cinta?

 Kenapa? Aku mohon,  JANGAN tanya kenapa. Perasaan ini ada dengan sendirinya. Aku hanya tau kalau aku memang tak bisa tanpamu. Ken…. ? Jangaaaaan !!! Jangan tanya kenapa. Karena aku tak punya jawabnya, aku tak punya alasannya. Alasan? Ya alasan. Aku tak punya alasan untuk tidak mencintaimu.

Tapi jika kamu tau, ayo beri tau aku. Ah, tapi aku yakin kamu tak kan menemukannya. Karena cinta ini memang tak beralasan. 

Senin, 11 Juni 2012

Aku bisa, tapii .......





(I sure can, could, and can certainly. Through all the moments that they may be, it was beautiful. A lot of enthusiasm, a lot of ridicule, even a lot of things that they think would not impossible, but to me, MAY BE.)



Aku yakin bisa, bisa, dan pasti bisa. Menjalani semua saat-saat yang kata mereka mungkin, tak kan indah. Banyak semangat, banyak ejekan, bahkan banyak hal yang mereka anggap tak akan mungkin, tapi bagiku, MUNGKIN. 
Mereka bisa menertawakan atau pun mengejekku dengan usaha ku menunggu mu. Aku akui, ini diluar logika ku. Menunggu cinta yang belum tentu bisa ku dapatkan. Aku bisa mengerti sikap itu, sikapmu yang (berpura-pura) tak peduli terhadapku, tetapi kurasa tidak hati ini. Terlalu pasrah jika hati ini berkata ya, padahal ia tidak bisa menerima.   Dan akan terlalu memaksakan jika ku masih bertahan, meski hanya untuk usaha tidak menyakiti hati ini lagi.
Mereka banyak juga yang memberi ku semangat, entah itu benar seperti apa yang ku lihat atau ini hanya usaha mereka juga. Untuk membuat ku tak berarti atau sebaliknya. Membuat ku berarti di depanmu. Sekali lagi, kamu bahkan (pura-pura) tak peduli itu.
 Aku semakin bingung. Ini terlalu abu-abu. Ya, sikapmu. Sikapmu yang (sedikitpun) tak pedulikan ku, atau setidaknya tidak memperhatikan perasaan ini. Aku bis saja beralih ke yang lain, yang bukan dirimu. Tetapi hati ini tidak. Hati ini hanya menginginkan satu hati dan itu adalah hatimu.
Lalu, apa aku harus terus menunggu? Sementara kamu tidak berniat untuk sebentar memberi (hati) nya sedikit kebahagian. Kebahagian itu, bisa berdekatan denganmu. Ya, setidaknya seperti itu, karena ku tau tidak mungkin memiliki. Jika kamu masih begini.
Begitu juga setelah kamu menyadari ada nya hati ini. Sepertinya kamu masih tak peduli. Sedangkan ku butuh, untuk mengobati semua kemelut diri tentang mu.  
Jika masih saja begini, bagaimana aku bisa membuktikan. Kalau aku pasti bisa jalani semuanya denganmu, dengan semua sakit yang pernah kamu beri untukku yang (mungkin) tidak disengaja.

Kamis, 31 Mei 2012

Cinta (tak) Terbalas


Detik ini juga aku merasakannya lagi. Rasa sakit yang pernah terasa beberapa waktu yang lalu. Atau mungkin saja ini bekas luka yang lalu yang kembali lagi tersayat. aku tak terlalu mengerti sebabnya, tapi ini benar adanya.  

Aku masih ingat waktu itu, ketika  aku merasakan sakitnya mencinta, tetapi tidak dicinta. Tak terbalas? Ya, kamu benar. Hanya saja lebih sakit lagi kalau aku ungkapkan ini adalah cinta tak terbalas, makanya ku sebutkan dengan sedikit halus. Mencinta tetapi tisak dicinta J

Saat itu aku terlalu gampang berfikir, jika aku cinta, aku akan mudah mendapatkannya. Semuanya diartikan dengan begitu mudah dan dikemas dalam bentuk yang sangat simpel. Lalu aku membangun segunung harapan, jika aku menjadi ini, jika aku menjadi itu, jika aku bla bla bla, dan jika aku bisa menjadi sesuatu untuk orang yang aku cintai. Jadi yang sesuatu yang special di hidupnya. Dan dengan sangat simple juga aku menerima balasan dari pemikiranku yang terlalu singkat itu. Kenyataan nya aku tak pernah bisa memiliki orang yang benar-benar aku cintai, saat itu.  Terluka nya darimana? Terlukanya dari aku, dari dalam diri ini yang pernah merangkai mimpi-mimpi dengannya. Ya, aku terluka karena ulahku sendiri.

Saat ini, kisah itu pun berulang. Kisah ini berulang denganmu, orang yang ku kenal sudah sejak lama. Tetapi kita bertemu lagi di suasana berbeda, mungkin aku membahasakannya begitu. Dan sebaliknya, entah bagaimana kamu membahasakannya dalam kehidupan kamu akan pertemuan kita. Aku tau kamu tak menerima, ini dengan mudah terbaca dengan apa yang aku dapatkan saat ini. kamu bahkan tak pedulikan perasaan yang berkecamuk di hati ini. Benarkan? Tak perlu kamu jawab. Aku bisa menebak dari cara pandang mu dan sikapmu. Sudahlah, bubar saja semuanya.  Lalu kamu mau apa? Aku butuh waktu sejenak, untuk menghnacurkan kembali tumpukan harapan-harapan ku denganmu, yang mungkin saja sudah menggunung juga. Agar kamu bahagia dan aku akan lupakan semua. Segitu baiknya aku? Kamu salah, akan ku ulangi. Agar aku bahagia dan tidak akan terluka lagi, hanya karena ulah ku sendiri. Dan aku juga tak akan pernah berfikir lagi bahwa cinta itu ada masalah yang mudah dan simpel.  end 

Rabu, 30 Mei 2012

Sekali lagi, KAMU.




Melihatmu, tiba-tiba kalut. Apa itu masih bukan cinta? Ku rasa hanya orang-orang bodoh saja yang tak tau kalau itu cinta. Lagi-lagi kau, buat auatku galau. Galau karenamu, galau karena cintamu. Maksudnya galau karena cintaku untukmu.  Aku tak pernah mengerti dengan satu kata ini, CINTA. Kenapa dia selalu datang kepada orang yang salah? Oh bukan, waktu yang salah mungkin. Karena aku tak pernah merasa bahwa mencintai mu adalah suatu kesalahan.

Seperti dihari ini, bukan kesalahan mu jika memang aku mencintaimu. Kamu tak berbuat apa-apa. Cinta ini mengalir seperti air, tanpa harus ada yang memapahnya.   Tapi, apa satu kesalahan ketika aku selalu berharap? Semakin berharap, dan tetap berharap. Aku tau tidak akan mungkin, sampai kapan aku akan bertahaan? Apa kamu tau? Beri tau aku ya. Aku juga tau, kamu akan tau jawabanmu untuk sekarang ataupun nanti. Jika kamu mau, beri tau aku secepatnya. Agar aku sadar, kalau harapan inilah yang salah, bukan cinta ini. 

Selasa, 29 Mei 2012

"Aku di ...... " (30 mei 2012 / 02.00 WIB)




Mata ini masih belum bisa ku pejamkan.  Pikiran ku melayang entah kemana.  Menyusuri putaran waktu dan berhenti di suatu waktu. Di waktu dimana kita mulai bertemu. Saat itu, aku hanya datang untuk menemani teman ku menemuimu. Di suatu tempat, di tempat keramaian yang masih saja ku rasakan sepi. 
Aku tak peduli di sekitarku, yang aku tau aku beerada di sana hanya untuk temanku. Detik itu bukan aku tak mengenal dirimu, aku kenal dan akua tau sedikit tentangmu. Ya benar, pastinya dari temanku. Aku hanya mendengarkan semua celotehan nya akan dirimu. Yang tak kuhiraukan sama sekali, padahal ia begitu semangat nya mengatakan kalau dirimu begitu indah. Untuk dikenali, menjadi teman, bahkan indah untuk dicintai. Dan tetap saja, aku tak peduli !
Berjalannya waktu, entah angin apa yang mengantar kan aku kearahmu. Yang aku tau kita saat itu sudah mulai berhubungan telfon. Saling mengirimi pesan dan aku merasa sedikit nyaman.  Hingga aku pun meninggalkan kota ini dan melupakan semuanya.

1 tahun kemudian,
Ketika ku mulai lagi menginjakkan kaki ku di kota kelahiranku. Aku jalani semua kehidupan ku seperti biasa. Tetapi, di perjalanan ini.  aku kembali dipertemukan lagi denganmu. Entah dengan alasan apa aku ingin sekali dekat dengan mu. Aku mencoba, tapi tidak bisa.
Aku bingung, aku takut dan aku tak tau apa yang harus aku lakukan. Aku  merasakan sedikit getaran. Cinta? Apa secepat itu? Aku tidak tau. Tapi saat ini aku takut jauh dari mu. Rasa apa ini? aku tak mengerti. Aku benar-benar bingung.  Kenapa aku kembali mengahrapkan mu? Di saat tidak ada hati yang mampu mengisi hati ini.  

Ah sudahlah, aku hanya mampu memikirkan semua alur pertemuan ini, aku benar-benar merasa tidak mampu bergerak. Bergerak jauh meninggalkan semua asa tentangmu. Apa kamu akan merasakan sesuatu? Aku rasa tidak, kamu pasti akan tertawa bahagia bukan? Setelah aku berhasil pergi menjauh dan tidak lagi melihat kebelakang. Bahkan untuk mengintip sedikit demi sedikit goresan pena ku tentangmu. Jika itu akan membuat bahagia, aku rasa aku akan bersedia jauh.  Karena meski tak  bisa memiliki, setidaknya aku bisa membuatmu bahagia.  Walau aku tau,  sedikit demi sedikit hati ini akan kembali terluka.  Tapi tenang saja, ini tidak akan terlalu kentara.

“Karena mungkin saja, ketika kamu benar-benar bahagia aku bisa pergi jauh dan akan merawat luka ini. sampai benar-benar sembuh. Sembuh untuk sebuah cinta yang baru.”

Masih saja Kamu,



Aku masih saja memelihara sedikit asa ini untuk mu.  Meski tanpa kamu tahu, taman hati ini masih terawat rapi, berharap pangerannya akan datang akan menempati singasana nya. Disana, di ujung dimana taman bunga ini berada.  Dan pangeran itu hanya kamu, masih saja KAMU.
Aku tahu, kamu akan bingung jika mengetahui hal ini, megapa hati ini masih saja tertuju untukmu? Tapi ini kenyataannya, sekuat aku lupakan dan menjauhi semua tentangmu, sekuat itu pula aku merasa ingin bertahan di jalan ku. Jalan ku menuju hatimu.
Sekalipun harus kecewa, hati ini memang hanya untuk mu. Dan aku tak bisa pungkiri itu.

Kamis, 17 Mei 2012

MAAF UNTUK DIA, HATIKU


Aku tak mengerti bagaimana caranya, bagaimana caranya hati ini dapat menempati rumah hatimu. Rumah yang saat itu mampu membuatku nyaman, tenang dan bahkan bahagia selalu menghiasi aku, si pemilik hati ini. Kenapa begitu susah? Apa kamu juga tak memegang kuncinya? Sehingga kamu benar-benar tidak bisa mempersilahkan aku menempatinya.  Lalu, dimana kunci itu? Sementara dari jendela itu, aku masih bisa melihat kalau rumah itu (mungkin) masih kosong. Ya, MUNGKIN masih kosong. Seperti yang kamu katakan padaku waktu itu. Oh, bukan aku tapi dia. Dia yang tak kamu kenal, tapi aku mengenalinya.
Dia, yang selalu mengatakan pesanku untukmu. Yang tak ia sadari, mungkin hanya sejalan. Sejalan dengan proses penyembuhan dirinya. Dia membantuku, untuk menghilangkan sedikit sesak ini. sesak yang telah ku besarkan, selama aku tak mengenalimu. Tapi dia selalu mengenali. Siapa kamu? Kamu yang mengendalikan dia. Kamu yang membuat dia bisa sakit atau akan bahagia. Dia yang akan berlumuran darah ketika terluka. Sementara aku, aku terlihat biasa. Masih mampu tersenyum, tertawa terbahak-bahak. Bahkan ketika bertemu denganmu, aku bisa dengan santai nya tak mengindahkannya, tapi dia malah ribut. Dan berteriak, “Hei, tegur dia”. Aku hanya melirik dan beralih pandang lagi. Aku dengan mudah mengatakan, “ aku tak butuh”. Tapi dia kembali mengganggu ku da memohon, “ please, tegur dia demi aku”. Aku tak mengindahkan permintaan itu dan segera berlalu. Selang beberapa waktu, aku terdiam. Kenapa dia tak mengganguku lagi? “Hei, apa yang terjadi?”. Tak ada jawaban.
Aku hanya mampu menghela nafas panjang, dan selalu di dalam untaian senyumku. Dengan sinis aku bertanya, “ terlalu pentingkah kamu untuknya??”. Hingga dia tersakiti!! Hanya karena aku tak menegur (hati) mu untuknya. Maaf, maafkan aku tak lakukan itu, aku (mungkin) egois .  Tapi aku turut terluka. Semoga saja lain kali akan kulakukan, untukmu. Walauku tau, luka itu akan tetap ada saat ini. Tapi tidak dilain waktu, aku akan coba lakukan apapun untuk dia. Sekalipun harus malu dihadapanmu, yang penting dia bahagia. Karena dia adalah hatiku. Yang selalu bersamaku di hidup ini, meski harus tanpa (hati) mu. Dan selalu bersamaku ketika menikmati setiap luka yang ada karena ulahku. Maaf untuk hatiku.  

“Seni dari kehidupan adalah bertahan dalam luka dan menikmatinya. (Kata Bijak)”

Sabtu, 05 Mei 2012

Hanya Belajar Mencinta (Lagi)






Hari ini pun berakhir. Yang aku bisa hanya menatap nanar lurus ke ujung sana. Aku tak tau karna apa. Tapi penyesalanku mulai muncul. Mungkin menyesal karena lalui waktu ini begitu saja. Waktu yang mungkin bukan hakku. Waktu yang tidak milikku. Atau waktu yang tidak pernah menjadi milikku. Ya, waktu ketika ku bisa kapan saja menatapmu. Dan sekarang saat itu pun berlalu.

Dan, ketika orang mengira ini cinta. (sebenarnya) Aku tak ingin membantah, tapi aku yakin ini bukan cinta. Karena aku (benar) tak mengerti cinta. Lalu aku berfikir, apa nama nya kalau bukan cinta? Dan aku cepat-cepat menyimpulkan, aku hanya belajar mencinta, lagi. Setelah sejenak, aku tak mengerti arti cinta (yang benar-benar cinta). Dan sekarang, masih saja belum mengerti, karena saya masih belajar mencinta (lagi). 



Kamis, 03 Mei 2012

Ikatan Asa ku



Saat ini ku kembali terluka. Dengan memainkan sedikit mimic wajah mengiba, aku tatap laut yang jauh itu. Sambil tetap melalui jalan ini tanpa semangat. Aku berada di antara mereka memang tapii aku seakan sendiri. Sendiri mengolak-alik kan semua hal tentang dirimu di alam bawah sadarku.
Saat itu, aku takut. Takut ketika asa itu akan menyakiti ku lagi. Asa untuk memiliki dirimu, orang yang tak pernah aku inginkan. Itu kata-kata dimulutku. Ternyata memang itu kenyataannya. Kamu hanya berikan sebuah angan, yang ternyata memang tak bisa ku dapatkan. Ouwh mungkin bukan kamu berikan, tapi itu hanya khayalanku saja. Memang hati ini tak tau dirii. Selalu saja berjalan menuju arah hati mu. Meski mulut ini mengatakan tidak. Tapi dia tetap saj keras kepala.
Aku benar-benar kehabisan cara, untuk membawa hati ini jauh dari cerita tentangmu. Tetapi tetap aja kemudi ini tetap dia yang mengendalikan. Hatiku. Tak bisa ku ambil alih sedikit pun.  
Lalu bagaimana aku akan keluar dari asa ku??? lepas kan ikatan ini. aku sudah tak mampu. 

Senin, 16 April 2012

Bantu Aku




Kamu dimana? Aku masih disini. Di gerbang hatiku memilihmu menjadi orang yang kucinta. Aku tidak sadar. Kenapa masih saja hati ini tertuju kea rah mu. Sementara kamu tidak ku miliki. Atau tidak mungkin ku miliki. Atau tidak akan pernah ku miliki. Karena saat ini kamu hanya miliknya.
Tidak ingin terlihat lemah, tapi apa yang harus ku lakukan. Kata orang, kita akan mampu melupakan setelah si dia dimiliki orang lain atau kita telah dimiliki oleh orang lain. Tapi kenapa aku tak bisa? Tolong jawab aku (berharap jawaban mu membantuku). Ya, aku berharap jaawaban mu membantuku. Membantu ku keluar dari keterpurukan ini. caranya? Aku tak tahu. Apa semua bisa ku serahkan padamu? Seperti aku menyerahkan semua hati ini untuk mu. Bagaimana? Masih bisa ku percayai itu? Ntahlah, saat ini saja sudah cukup buat ku kecewa. 

Sabtu, 14 April 2012

Kapan ada Kamu??


Ketika seseorang becerita tentang satu kata “Bahagia”, aku tak mampu bersuara. Mereka bahagia karena cinta nya (mungkin), terlihat begitu indah memang. Bagaimana dengan aku? Apa aku harus berkata, “ bahagia ku ketika ada kamu” lalu tersenyum. Menyamakan suara dengan mereka, bahagia ketika bersama dngan orang yang dicinta. Tapi aku tak mampu, yang aku lakukan hanya diam. Kamu tau kenapa? Karena aku tak tau kapan bahagia ku akan ada. Karena memang benar, bahagia ku itu kamu! 

Pertanyaan selanjutnya, Kapan Bahagiaku akan datang? Atau Kapan kamu akan datang? Hanya Untukku!!!