Kamis, 31 Desember 2015

Happy New Year

Happy new years sayang,

Harusnya tak ada sedih di sudut mataku saat ini. Ternyata luka tak mampu berganti dengan mudahnya.

Semoga ku tak berlarut yaa,
Tak berlarut di balik bahagianya dirimu.

Happy 2016 😘😘

Selasa, 29 Desember 2015

Semoga tak segera kembali

Aku tak pernah diajarkan menjadi pembohong, orang yang munafik, apalagi pengecut.

Setiap orang berhak menilai, karena memang senyata nya tidak ada yang benar-benar baik di mata manusia.
Aku ada hanya untuk di nilai sang penciptaku. Semoga ngkau pun berfikir begitu.

Perihal apa yang kurasa saat ini pun begitu,
masih dalam keraguan memang, tapi ku beranikan menjatuh kan hati ini hanya untukmu. Lupakan segala kemungkinan yang ada, lupakan ada kesempatan lain yang menantiku.
Selalu berusaha yakin akan setiap kata-katamu. Berusaha untuk percaya, kata-kata itupun tulus dari hati terdalam.
Benar atau tidak? Apa aku terlena? Bisa saja.
Tidak, bagiku aku telah sangat berhati-hati tapi ngkau tetap saja berlalu.

Apapun alasannya, aku telah jatuh hati sayang.
tak kan pernah bisa ku pungkiri.

Aku hanya berfikir kembali, tuhan ingin memperlihatkan apa untukku? Kenapa aku justru harus lewati cerita sebegininya?

Perihal melupakan bagiku perkara gampang, tak banyak yang harus ku kenang dengan sedikit perhatianmu itu.
Tapi rasanya, aku selalu ingin jujur, bahwa hati ini memang telah terjatuhkan. Entah sejak kapan. Entah sampai kapan.

Yang pasti, tak kan lama, dan tak kan berlarut-larut.

Semoga ngkau tak segera kembali 😊

Sabtu, 12 Desember 2015

Karenamu, ibu

Banyak cerita yang disaksikan dinding-dinding ini bu,
Tentang rasa yang mungkin terasa lebih indah,
Tentang hati yang sedikit mulai lega,
Kala terdengar, disetiap usaha perjalanan ini masih terselip rasa banggamu.
Sementara diri ini masih lah belum siapa-siapa.

Aku masih tercipta sebagai anak yang sebegininya,
Sebegininya karena aku belum torehkan senyum untuk ayah,
Sebegininya karena aku belum bisa buat adik-adikku banggakan,
Sebegininya karena setiap langkah masih ngkau hibur dengan senyum kebahagiaanmu.

Bu, tau kah?
Jauh perjalanan ku ini, terkuatkan atas restumu. Baiknya langkahku ini, hasil dari tangis dan doamu pada sang khalik. Yang musti ngkau tau bu, tanpa mu aku semakin tak berarti apa-apa.

Ingin rasanya aku bercerita mimpi bu, mimpiku yang ingin bahagiakan mu dan semua yang kita sayang. Tapi rasa takut selalu hantuiku.
Aku takut tuhan murka bu,
Sekiranya aku terlalu asyik bermimpi, sedangkan tugas wajibku pada tuhan ku belum terlaksana begitu baiknyaa.

Aku, perempuan yang terlahir ke dunia. Bertugas menjadi hamba nya nan taat pada kehendakNYA. Lakukan apa yang hanya ia ridhoi. Seharusnya sangat mudah bu, taat akan engkau, bidadari NYA nan bertebaran didunia. Taat pada suami ku (nanti) karena ia adalah tuntunan ku ke surga. Tapi kenapa terasa sulit bu. Semuanya terasa sulit sangat.

Tapi aku tak kan pernah menyerah bu. Sesungguhnya hidupku ada atas restumu, setelah itu restuNYA. Terkuatkan hendaknya perjalananku ini.

Senin, 07 Desember 2015

Semoga kamu membacanya

Semakin lama aku menyadari, kamu tak pernah inginkan ku. Lalu kenapa ada sayang di hati ini??

Sadarku, Hanya berawal dari kamu perlahan hilang dari sekitarku.
Kenapa?
Benci? Apa alasannya?
Yang semestinya aku membencimu.  Perlakuan ini tak nyata, tapi rasanya akupun benar-benar tak berarti. Aku bagaikan alang-alang yang mungkin masih indah jika masih tersirami hujan, lalu layu tak berarti jika panas mendera. Dipetik, lalu akan dibuang jauh-jauh.

Lalu, jika sudah begini, apa yang tengah kamu jalani diseberang sana? Berbahagia?
Dengan tangisan ku yang mudah saja berderai disudut malam ini.

Entahlah, tapi nyatanya hingga hari ini aku berada dirasa yang sama.
Tidak ada, ataukah belum ada. Mungkin sama saja. Pengganti dari rasa yang mungkin bagimu hanyalah angin lalu saja.

Dimanapun kamu berada hari ini, sadar atau tidakah dengan tulisan ini.
Aku hanya ingin kamu tahu, aku cinta.
Sangat cinta.

Semoga kamu membacanya.